Segalanya Tercipta Untuk Dimaknai


 Tak satu pun kejadian menjelma sia-sia dalam pangkuan semesta. Segala luka, segala tawa, segala detik yang gugur seperti embun di ujung daun—semuanya adalah bahasa rahasia yang ditulis Tuhan di atas lembar-lembar takdir. Kita, yang berjalan di lorong waktu, kadang terlalu sibuk menghitung kehilangan, hingga lupa bahwa kehilangan pun adalah bentuk kasih yang menyamar.

Langit tak selamanya biru. Ada waktu ia kelabu, membawa hujan yang membasahi tanah hati. Tapi tahukah kau? Dari hujan yang mengguyur tanpa permisi itu, benih-benih makna tumbuh diam-diam. Dan dari badai yang mengoyak tenang, kita diajarkan tentang teguh yang tak tergoyahkan.

Segala sesuatu—bahkan yang tampak pedih, getir, dan seolah tak berpihak—adalah perjamuan rahasia yang menghidangkan hikmah bagi jiwa yang bersedia duduk dan mengecapnya.

Jangan terburu menilai duka sebagai kutuk. Kadang, air mata adalah cara semesta menyiram ladang batin, agar kelak mekar bunga pengertian. Kadang, perpisahan hanyalah jembatan sunyi menuju temu yang lebih suci. Dan kadang, hancur adalah bentuk lain dari dibentuk.

Bersabarlah, jiwa yang berjalan. Tak satu pun kejadian jatuh sia-sia di altar kehidupan.
Tuhan tidak menulis dengan sembarangan. Setiap huruf peristiwa, setiap tanda tanya yang menggantung di benakmu, kelak akan menemukan jawabnya di musim yang tepat.

Dan ketika saat itu tiba, kau akan tahu:
Semua yang terjadi… hanya ingin kau belajar mengerti, bahwa hidup ini bukan tentang menghindari luka,
tetapi tentang memetik cahaya dari dalamnya.

Postingan Populer