Aku Retak, Kau Berakar
Biarkan aku hancur, tak mengapa. Jika keruntuhanku bisa menjadi tanah tempatmu menanam harapan, maka aku rela menjadi reruntuhan yang sunyi. Tak perlu kau khawatir tentang aku yang perlahan menjadi debu—karena setiap serpih yang tercerai akan kudoakan menjadi alas yang lembut untuk langkahmu. Aku tahu, tak semua yang mencintai harus tetap tinggal. Tak semua yang memberi, ingin dikenang. Kadang cinta hadir dalam bentuk paling sepi—ia memilih hancur dalam diam agar yang dicintai tumbuh tanpa beban, tanpa luka, tanpa harus menoleh ke belakang dan melihat mata yang basah. Tumbuhlah, seperti matahari yang tak pernah tahu siapa yang berdoa untuk cahayanya di balik malam. Mekarlah, seperti bunga yang tak perlu tahu siapa yang bersedia menjadi musim gugur demi kelahiran musim semi. Jangan khawatir tentang aku—aku sudah lama bersahabat dengan kehilangan. Dan kali ini, kehilanganku adalah kamu yang menjadi seseorang yang seharusnya kamu jadi. Jika nanti kau berada di puncak, ingatlah bahwa...